Tuesday, November 21, 2006

Indonesia Basis Produksi General Motors

posted or edited by Hotsaritua Situmorang — last modified 09-11-2006 10:08

'Kami masih menghitung berapa investasi yang dibutuhkan untuk mengoperasikan pabrik baru itu.' Perusahaan otomotif asal Detroit, Amerika Serikat, General Motors (GM) berencana mengaktifkan kembali pabriknya di Indonesia tahun depan. Pengoperasian pabrik yang sempat berhenti sejak Maret 2005 itu membuat Indonesia menjadi basis produksi mobil GM kedua setelah Thailand. President South East Asia Operations GM William S Botwick menegaskan hal itu di Jakarta, kemarin. Ia mengungkapkan pihaknya sedang mengkaji pengaktifan kembali pabrik di Bekasi, Jawa Barat, yang berhenti beroperasi sejak Maret 2005. Pengkajian itu, menurut William, bertujuan menentukan model mobil yang nantinya diproduksi di pabrik itu. Pihak GM juga tengah menghitung berapa kapasitas produksi yang akan dijalankan dan berapa investasi yang dibutuhkan untuk aktivasi kembali pabrik Bekasi. "Kami masih menghitung berapa investasi yang dibutuhkan untuk mengoperasikan pabrik baru itu. Yang jelas, jika aktivasi pabrik jadi dilakukan, itu berarti kami harus melakukan investasi baru," papar William. Proses pengkajian itu, ujar William, akan selesai pada akhir kuartal I 2007. Jika sudah beroperasi, tidak tertutup kemungkinan mobil hasil produksi pabrik di Bekasi akan diekspor ke luar negeri.

Dari proyek itu, GM berharap bisa menjual 15 ribu-25 ribu unit mobil di Indonesia, dalam lima tahun ke depan.
Pabrik GM di Bekasi didirikan pada 1993. Ketika itu, GM menginvestasikan dana US$110 juta dan bekerja sama dengan Garmak Motor untuk mendirikan General Motors Buana Indonesia. Sebelum ditutup Maret 2005, pabrik itu mampu memproduksi 15 ribu mobil merek Chevrolet dan Opel. Pasca-penutupan pabrik di Bekasi, General Motors Indonesia (GMI) terpaksa mengimpor mobil merek Chevrolet dari Thailand. Di Asia Tenggara, pangsa pasar mobil produksi GM termasuk kecil jika dibanding¦ kan dengan pabrikan mobil asal Jepang atau Eropa, hanya berkisar 3% atau kurang lebih 45 ribu mobil. Di pasar nasional, penjualan GM baru mencapai 750 unit pada tahun lalu dan 680 pada periode Januari-Oktober 2006. Selain menyampaikan rencana pengoperasian kembali pabriknya, William juga mengkritik kebijakan penerapan pajak penjualan barang mewah (PPnBM) produk otomotif, yang besarannya didasarkan atas kapasitas mesin dan asal negara. "Seharusnya pemerintah menerapkan PPnBM berdasarkan harga jual kendaraan. Dengan demikian, konsumen Indonesia bisa menikmati mobil impor dengan harga yang lebih terjangkau," kata William. Pemerintah langsung merespons usulan ini. Kini beberapa instansi mengkaji utang soal kebijakan PPnBM.

Sumber : Media Indonesia, 09 November 2006

No comments: